Memaafkan dan Mengampuni

Memaafkan dan mengampuni Akhlah Nabi Muhammad sawMandela di penjara selama 18 tahun oleh lawan politiknya, ia dituduh dengan dakwaan palsu dan penuh rekayasa.

Ketika Mandela keluar dari penjara dan kemudian berhasil menjadi presiden Afsel, dia tidak dikuasai kebencian dan niat utk balas dendam thd lawan2 politiknya yg dulu memenjarakannya.
Mandela bahkan menolak usul dari panglima tentaranya utk menangkap lawan2 politiknya. Mandela mengajarkan bagaimana membalas kejahatan dgn kebaikan; dan kebencian dgn kasih.

Rasulullah saw ketika fathu Makkah memiliki kesempatan besar untuk balas dendam, alih-alih demikian beliau malah berkata "Idzhabu wa antum thulaqo" (Pergilah, kalian bebas)

Apa yg kita lakukan ketika kita sudah begitu dilukai oleh seseorang dan kini kita memiliki kesempatan utk balas dendam? Mampukah kita mengampuni? Seberapa luas dan lapang ukuran hati kita?

Jika kita ingin menjadi orang besar, kita harus memiliki hati dan jiwa yg besar.
Ini ditunjukkan melalui sikap kita yg mau mengampuni orang2 yg telah menyakiti kita.

Paul Boose berkata dengan sangat bijak mengenai pengampunan:
"Memaafkan memang tidak bisa mengubah apa yg sudah terjadi di masa lalu, namun akan melapangkan jalan kita ke masa depan."

Kebencian dan sikap tidak mau mengampuni sebenarnya sedang menutup jalan utk masa depan kita sendiri, dan menutup pintu keberkahan kita.

Ketika kita mengampuni, kita sedang membuka jalan yg lapang utk masa depan kita dan terutama sedang membuka keran pengampunan dari Tuhan atas segala dosa dan kesalahan kita sendiri...

Orang yg paling diuntungkan ketika kita mengampuni adalah diri kita sendiri, bukan orang yg kita ampuni tsb.

"Pengampunan adalah hadiah terbaik yg bisa kita berikan kepada diri kita sendiri.."

jadilah seperti pohon mangga yg tumbuh subur & berbuah banyak dipinggir jalan raya, walau dilempar dengan Batu tapi dibalas dengan Buah.

#Copas dari Page Orang-orang sukses
# ditambah dan di modif

Comments
0 Comments

0 comments:

Post a Comment