Apakah Anda Akan Berpoligami?

Sebelum saya menjawab, saya akui dan saya paham satu hal penting bahwa pada dasarnya tidak satu pun dari wanita menginginkan dan merelakan suaminya untuk berpoligami, benar bukan??? Saya pun paham bahwa berpoligami atau tidaknya seorang laki-laki (suami) bagi kebanyakan wanita menjadi tolak ukur dan bahkan jaminan kesetiaan terhadap mereka.

Poligami, pasca peristiwa Aa Gym, sedikit banyak telah menjadi ketakutan dan kekhawatiran terbesar yang tengah melanda para wanita Indonesia, baik yang sudah menikah maupun yang belum menikah. Bahkan menteri pemberdayaan perempuan, Meutia Hatta, pada saat itu ancang-ancang (siap-siap) untuk membuat undang-undang pelarangan Poligami.

Lihatlah warna-warni penyikapan wanita Indonesia terhadap poligami. Sekarang, bagaimanakah seharusnya Anda bersikap? Ikut-ikutan kesal? Mencela? Mencerca? Pasrah tapi tetap tidak suka? Atau bagaimana? Mari kita petakan masalah:

PERTAMA:
Anda tidak dapat menyamakan antara islam dan orang islam (muslim), kenapa? Karena terkadang orang islam belum tentu mencerminkan islam itu sendiri, sehingga sekarang islam menjadi ketakutan terbesar orang barat karena islam adalah teroris, benarkah demikian??? Sama halnya dengan poligami, Anda harus berpikiran jernih dan berusaha obyektif dalam membedakan antara poligami dan pelaku poligami. Pelaku poligami belum tentu mengerti apa itu poligami dalam islam, diantara mereka ada yang menjadikan tujuannya berpoligami hanya untuk memenuhi syahwat belaka, ada yang ingin dipuji orang, ada yang karena ini, ada yang karena itu, dan seterusnya.

Intinya saya ingin mengatakan, jangan sampai kekesalan kepada individu pelaku poligami berpengaruh terhadap poligaminya sendiri, hingga akhirnya menyeru para wanita agar melajang seumur hidup ketimbang dimadu, saya pernah melihat wanita seperti ini, dia bukan hanya mencela poligami, ia pun mencerca pernikahan, menurutnya pernikahan itu merendahkan nilai jual wanita. Naudzubillah dari wanita seperti ini.

KEDUA
Ada beberapa point yang harus Anda ketahui, yaitu:
1. Tujuan berpoligami
2. Etika poligami
3. Poligami dan cinta


1. Tujuan Berpoligami
Seorang laki-laki berpoligami tidak lepas dari salah satu diantara beberapa hal dibawah ini:
A. Misi dakwah dan membantu meringankan beban orang lain
B. Melindungi diri dari ketergelinciran kepada maksiat
C. Sekedar bersenang-senang dengan wanita
D. Prestise (gengsi)
E. Ingin menyakiti wanita


A. Misi Dakwah dan Membantu Meringankan Beban Orang Lain
Apa yang dilakukan Rasulullah saw adalah point A, beliau saw berpoligami karena ada tuntutan misi dakwah dan membantu meringankan beban. Hampir semua istri beliau saw, kecuali Aisyah, adalah janda, sebagiannya janda tua yang sudah tak mungkin lagi 'tuk mencari nafkah.

Istri Rasulullah sepeninggal Khadijah ada 10 (Saudah binti Zam'ah, Aisyah binti Abu Bakar Sidiq, Hafshah binti Umar, Zainab binti Khuzaimah, Hindun binti Umayyah, Zainab binti Zahsy, Juwairiyyah binti harits, Shofiyyah binti Huyai, Ramlah binti Abu Sufyan, Maimunah binti Umayyah), namun walaupun demikian sejarah telah mencatat dengan tinta emas bahwa beliau adalah 'Lelaki Paling Setia', apa buktinya?????

Rasulullah saw tidak pernah menikah lagi ketika beliau bersama Khadijah. Wafatnya Khadijah adalah tahun duka cita bagi Rasulullah saw dan para sahabatnya. Beberapa bulan lamanya beliau bersedih, bersedih dan terus bersedih. Salah seorang sahabiyyah (sahabat perempuan Rasul saw) Khaulah binti Hakim mengkhawatirkan kondisi Rasul yang terus seperti itu, hingga akhirnya suatu hari Khaulah menemui Rasul seraya berkata:
"Tidakkah Engkau cukupkan kesedihan dan dukamu wahai Rasulullah?? Sungguh hati-hati kami telah terbelah karena Engkau selalu bersedih, sampai kapan kesedihanmu akan berakhir??? Semoga Allah menggantikan kepadamu dengan istri shalehah yang bisa melupakan beberapa hal yang membuatmu bersedih. Tidakkah Engkau ingin menikah lagi??? Aku sudah menemukan untukmu seseorang yang dapat menyenangkan dan membahagiakan hatimu, jika Engkau mau, Engkau dapat memilih, janda kah atau perawan yang engkau inginkan???"

Rasul bertanya:
"Siapa kah wanita-wanita itu?"

Khaulah menjawab:
"Adapun yang perawan adalah Aisyah, putri hamba Allah yang paling engkau cintai, Abu bakar Sidiq, sedangkan yang janda adalah Saudah binti Zam'ah, dia telah beriman kepadamu, dan mengikuti seluruh apa yang engkau perintahkan".

Raslulullah berkata:
"Pergilah dan kabarkan kepadanya (saudah) bahwa aku hendak melamarnya"

Datang lah kabar gembira itu kepada Saudah yang umurnya telah mencapai 55 tahun dan tak lagi memiliki keelokan dan kecantikan wajah, juga tak memiliki harta benda. Saudah tak pernah bermimpi sebelumnya bahwa Rasul saw akan menikahinya, dia berdiri terharu dan gembira, perasaannya bercampur padu, karena sebentar lagi Rasul penyayang akan menikahinya.

Itu lah sedikit cuplikan kehidupan Rasulullah saw sepeninggal Khadijah R.A., jika ini belum cukup, saya akan tambahkan lagi!

Dua tahun setelah wafatnya Khadijah, istri pertama beliau, dan pada saat Rasul saw telah menikahi Saudah, beliau menikah lagi dengan Aisyah, dan tahukah siapa yang mengkhitbahkan Aisyah untuknya (untuk Rasulullah)???

Saudah menuturkan:
"Saat itu aku berkunjung ke rumah Abu Bakar, maka kudapati Ummu Rumman (ibunya Aisyah), aku berkata kepadanya 'Wahai ummu Rumman, tahukah engkau akan kebaikan dan keberkahan yang telah Allah anugerahkan kepada kalian???".

"Kebaikan apa itu????" Ummu Rumman balik bertanya.

Saudah menjawab, "Rasulullah saw telah mengutusku untuk mengkhitbahkan Aisyah untuknya!".

Ummu Rumman menjawab, "Sungguh aku senang sekali, tunggu sebentar, Abu Bakar sebentar lagi datang".

Singkat cerita Aisyah pun menikah dengan Rasulullah saw, menjalani hari-hari yang ceria, penuh canda tawa, riang dan suka cita bersamanya.

Walau detik berlalu, hari berganti, ternyata, Khadijah masih bersemayam di hatinya (di hati Rasulullah), sehingga hampir tidak setiap jam pun berlalu melainkan Rasulullah senantiasa memuji kebaikan-kebaikannya.

Aisyah R.A. berkata:
"Setiap kali Rasulullah mengingat Khadijah, hampir-hampir beliau tidak pernah bosan memuji-mujinya dan memintakan ampunan kepada Allah. Suatu hari Rasul mengingatnya kembali, aku pun cemburu kepadanya (kepada Khadijah), aku berkata 'Sungguh Allah telah menggantikan wanita lanjut usia itu, tiba-tiba ku lihat raut wajah Rasul berubah karena marah. Aku pun menyesal dan berkata kepada diri sendiri 'Ya Allah, jika engkau menghilangkan marah Rasul-Mu padaku, maka aku berjanji takkan pernah menjelek-jelekannya (Khadijah) lagi".

Rasul berkata:
"Apa yang engkau katakan barusan??? Demi Allah dia (Khadijah) telah beriman kepadaku saat manusia mendustakanku, menerimaku saat manusia menolakku, dan darinya lah aku dikaruniai anak…"

Bukan hanya itu, kecintaan Rasulullah kepada Khadijah pun sampai kepada mencintai sahabat-sahabat Khadijah yang masih hidup. Setiap kali Rasulullah saw menyembelih seekor kambing, setiap itu pula beliau mengirimkannya kepada kawan-kawan Khadijah. Rasulullah berkata, "Aku mencintai orang-orang yang dicintainya". Apabila Rasul memiliki sesuatu, beliau berkata, "Pergilah ke rumah si fulanah, dia adalah sahabatnya Khadijah!".

Ini adalah bukti-bukti kesetiaan Rasulullah saw padanya, apa yang saya tulis saya kutip dari buku berbahasa arab berjudul Ummahatul mu'minin. Jika Anda membaca langsung, boleh jadi Anda bakalan menangis karena terharu, saya pun demikian, sungguh beliau dan istri-istrinya adalah orang-orang yang pantas dikagumi dan dijadikan teladan.

Bukti lainnya, mudah-mudahan Anda tidak bosan, dan maaf kalau saya cerita agak panjang, insya Allah saya jawab pertanyaan Anda.

Pernikahan Rasulullah saw membawa berkah tersendiri, banyak dari kaum atau suku dimana Saudah berasal masuk islam secara berbondong-bondong.

Saudah adalah wanita yang sangat mencintai Rasulullah saw, sampai-sampai karena kecintaannya kepada beliau, ia merelakan dan menghadiahkan malam-malamnya bersama Rasulullah kepada Aisyah.

Rasulullah sempat hendak mencerai Saudah secara baik-baik karena beliau khawatir kalau-kalau Saudah merasa minder dengan istri-istri beliau lainnya yang jauh lebih muda darinya sehingga Saudah selalu memberikan malam-malam bersama Rasulullah kepada Aisyah. Ketika Saudah mengetahui hal itu, segera Saudah menemui Rasul saw seraya berkata, "Jangan ceraikan aku, aku ingin dikumpulkan bersama para istrimu di mahsyar nanti, dan hari ini kuberikan giliranku kepada Aisyah, sesungguhnya aku tak menginginkan seperti apa yang diinginkan seluruh wanita (Aku hanya ingin statusku kelak sebagai istri seorang Rasulullah saw)". Akhirnya Rasulullah menjaga Saudah sampai dirinya wafat.

Saya rasa, sudah cukup bukti bahwa Rasulullah berpoligami karena misi dakwah, bila Anda memerhatikah, berapa banyak orang yang masuk islam ketika beliau saw menikahi Saudah??

Tahu kah kenapa Rasulullah saw tidak menikah lagi selama beliau menjalani hari-hari bersama Khadijah??? Salah satu alasannya, karena dalam pribadi Khadijah terkumpul 4 hal yang menjadi gambaran ideal figur seorang wanita, empat hal itu adalah Agama, Harta, Keturunan, dan Kecantikan.

Di seluruh kabilah arab yang ada pada saat itu Khadijah dikenal sebagai wanita berbudi pekerti baik sebelum maupun setelah islam datang. Dalam masalah harta beliau adalah penopang dana saat misi dakwah bermula, hartanya beliau infakkan kepada islam. Sebelum islam kita tahu bahwa beliau adalah seorang saudagar wanita kaya yang telah mencapai puncak karirnya dalam berniaga atau berbisnis, dalam hal keturunan beliau berasal dari kabilah terbesar, terkuat dan terhormat pada saat itu (suku/kabilah Quraisy). Dalam hal kecantikan, banyak yang telah mencoba melamar Khadijah sebelum akhirnya Khadijah lah yang minta agar Rasul melamarnya. Kebanyakan yang melamar sebelum Khadijah menikah dengan Rasul adalah orang-orang kaya yang terpikat akan kecantikannya.

Setelah Khadijah meninggal, 4 hal tadi tak pernah beliau dapati lagi dalam satu pribadi wanita, Aisyah cantik, tapi untuk keshalihannya boleh jadi Saudah lebih shalehah, Saudah shalehah tapi Rasul tak mendapati kecantikannya dari beliau.

Hampir setiap pemimpin besar memiliki istri lebih dari satu, hal itu wajar, karena seringnya aktivitas terkadang menimbulkan tingkat stress yang lebih tinggi dan syahwat yang meledak-ledak, apalagi kita tahu bahwa godaan para pemimpin adalah wanita, kita pernah menyaksikan selingkuh anggota DPR yang akan ditunjuk untuk menjadi menteri agama, bahkan adegan mesumnya dapat diakses dengan mudah oleh anak kelas 1 SMP. Terlepas dari salah siapa kah ini, disinilah poligami memainkan perannya, tentunya setelah ada kesepahaman antara kedua belah pihak (Suami dan Istri).

Satu hal lagi yang perlu saya singgung adalah tentang pernikahan Rasulullah saw dengan Aisyah yang kerap kali memicu salah paham terhadap pribadi Rasulullah saw, bahwa beliau phedofil (suka anak-anak, brondong atau apa lah namanya), sama seperti yang dilakukan syekh Fuji yang beberapa tahun lalu sempat membuat heboh. Apakah sama???

Sebenarnya jawabannya sangat mudah jika kita mau sedikit membuka kembali lembaran sejarah:

Pertama, sebelum Rasulullah saw melamar Aisyah, sebenarnya sudah pernah ada yang mencoba melamar Aisyah, namanya Jubair bin Muth'am, namun pria yang satu ini belum masuk Islam, hingga akhirnya ayah Aisyah (Abu Bakar Sidiq) lebih menyetujui 'tuk menikahkannya dengan Rasulullah saw. Kalau lah hal ini menunjukan kepada sesuatu, maka sesuatu itu adalah bahwa usia Aisyah memang sudah pantas untuk menikah, terbukti dengan adanya lelaki lain yang melamar Aisyah sebelum akhirnya Rasulullah lah yang melamar dan menikahinya.

Kedua, kaum kafir Quraisy pada saat itu merupakan golongan yang paling sering membuat tuduhan-tuduhan terhadap Rasul, gerak-gerik Rasul sekecil apapun selalu diperhatikan, namun pada saat Rasul menikah dengan Aisyah, mereka (golongan kafir tesebut) tidak membuat tuduhan macam-macam tentang Rasul, mereka tidak mengatakan "Iiiiiiiiiiiiiih… si Muhammad Phedofil(suka anak-anak)!!!", mereka pun tidak mengatakan "Iiiiiiiiiiih…Rasul menikahi anak dibawah umur!!!", padahal secara logika, semestinya mereka berkata begitu kalau memang benar Rasul berprilaku yang tidak pantas. Lebih jauh lagi ini menunjukan bahwa pernikahan di usia muda adalah perkara biasa dikalangan bangsa arab pada saat itu.

Ketiga, masa baligh wanita pada saat itu berkisar pada usia 8 atau 9 tahun.

Sekarang semuanya sudah jelas, tuduhan yang dilontarkan orientalis barat sangat tidak beralasan, dan sayangnya mereka tidak tahu beberapa hal. Hal tersebut adalah, sekitar abad ke-19 batas umur menikah adalah 10 tahun di sebagian besar wilayah benua Amerika. Undang-undang diInggris tahun 1911 mengatakan bahwa batas umur yang diperbolehkan menikah bagi seorang wanita adalah 12 tahun. Apa ini namanya kalau bukan menelan air ludah sendiri, menuduh orang lain macam-macam, tapi ternyata bangsanya sendiri sesuai dengan apa yang dituduhkan kepada yang tak pantas dituduh.

Adapun dalam hal pernikahan syekh Fuji dengan istri keduanya yang masih dibawah umur adalah keliru secara etika, budaya dan undang-undang yang berlaku di Indonesia, bukan secara syariat!!!! Budaya, etika dan undang-undang kita tidak mengenal pernikahan lelaki tua dengan anak bau kencur yang baru haid, sedangkan bangsa arab tidak mengenal hal tersebut pada saat itu.

Kemudian jangan samakan pula tingkat kedewasaan dan kematangan biologis Aisyah dengan anak perempuan Indonesia yang baru berumur 9 tahun. Jika anak perempuan Indonesia hanya mengerti "Anjang-anjangan" pada usia tersebut, maka Aisyah sudah mengerti tentang Al-Quran, dan terbukti, sepeninggal Rasulullah saw, yaitu ketika Aisyah berusia 12 tahun, Aisyah RA. Banyak meriwayatkan hadits dari Rasulullah saw.

Terakhir, jangan bayangkan Rasulullah saw sebagai laki-laki tua berjenggot putih dan sudah bungkuk! Anda tahu, pada usia berapa tahun kah pertama kali Rasulullah turun ke medan perang? Usia 53 tahun, 53 tahun Anda!!! Coba bayangkan, kira-kira apa yang bisa dilakukan bapak-bapak Indonesia berumur 53 tahun??, bisakah turun ke medan perang, di barisan terdepan, memimpin jadi panglima??? Rasulullah saw telah melakukannya.

Ali bin Abi Thalib menuturkan, "Jika dalam peperangan debu menutup penglihatan kami(tidak terlihat mana kawan dan mana lawan), kami mendekat dan berlindung di balik punggung Rasulullah saw".

Secara logika, seharusnya yang muda melindungi yang tua, tapi ini sebaliknya.

Perawakan atau tubuh Rasul pun amat elok dan atletis yang porposional (atletis yang tidak porposional contohnya seperti Ade Ray, terlalu berlebihan), sampai ada yang berkata, seakan-akan Rasul memilih anggota tubuhnya sendiri, dadanya bidang, 6 kotak terlihat di perutnya, tidak kurus dan tidak pula gemuk, tidak terlalu tinggi dan tidak pula terlalu pendek.

Di Hadits Bukhari dikatakan bahwa Rasulullah saw hanya meninggalkan 3 uban (B. Sunda = huis) ketika meninggal dunia, subhanallah.

Hal ini semua masuk akal, karena zaman ini tidak sebersih zaman Rasul saw. Makanan zaman Rasul tidak banyak berminyak, makanan zaman sekarang dipenuhi minyak dan bahan pengawet, belum lagi polusi dan lain sebagainya. Wallahu'alam.

B. Melindungi Diri Dari Ketergeliciran Kepada Maksiat

Menurut Anda, secara jujur, jika harus memilih, yang mana dari kedua hal berikut ini yang pantas dijadikan syariat islam, kawin kontrak atau Poligami?? Sebelum di jawab, mari kita sandingkan dan bandingkan keduanya.

Kita tahu, bahwa kawin kontrak dilarang keras oleh islam, sedangkan Poligami diperbolehkan, kira-kira ada apa dengan kawin kontrak dan ada apa dengan Poligami??

Beberapa perbedaan keduanya adalah:
1. Seorang laki-laki menikahi perempuan hanya untuk satu atau dua malam, setelah puas ia tinggalkan begitu saja, tak ada nafkah dan lain sebagainya, sedangkan poligami sama halnya seperti nikah biasa.
2. Perempuan yang dikawin kontrak membawa beban mental besar setelah "Memuaskan" hasrat laki-laki yang mengawininya dengan cara kawin kontrak, tak ada jaminan nafkah dan hak-hak suami kepadanya, karena namanya saja kontrak, setelah habis masa kontraknya, tak ada lagi tanggungan dan bayaran yang mesti dipedulikan olehnya (oleh laki-laki tersebut), sedangkan poligami menuntut seorang suami untuk berlaku adil, memenuhi hak-haknya kepada para istrinya, membagi nafkah sama rata dan membagi harta sama rata.

Mana yang lebih adil??? Poligami atau Kawin kontrak??

Itu jika Poligami disandingkan dengan kawin kontrak, sekarang kita coba sandingkan poligami dan zina:
1. Anak yang didapat dari hasil zina tidak jelas status dan nasabnya, adapun poligami nasabnya jelas.
2. Hal yang tak habis pikir (bagi saya), berganti-ganti pasangan beresiko terkena AIDS jika berzina, tapi tidak dengan Poligami, kenapa ya? Dan saya pun belum pernah mendengar ada orang berpoligami terkena AIDS.
3. Jika zina dihalalkan, berapa banyak anak yang tak kenal ayahnya? Begitu pula sebaliknya, sedangkan poligami jelas statusnya (menikah).

Terlihat sangat kontras perbedaan antara ketiganya, Poligami, kawin kontrak dan berzina. Dibalik segala sesuatu yang Allah syariatkan terdapat beribu hikmah yang terkadang manusia luput darinya.

Menurut pendapat pribadi saya, point A dan B, yaitu jika seseorang bertujuan berpoligami karena misi dakwah dan untuk menjaga diri dari maksiat adalah hal yang terhormat (tentunya dengan membuat kesepahaman dan kesepakatan dulu dengan istri pertamanya).

C. Sekedar Bersenang-Senang Dengan Wanita

Allah Maha Tahu niat hambanya. Kawan saya bercerita bahwa dia pernah bertemu dengan seorang lelaki tua orang Mesir. Lelaki tua itu bercerita bahwa dirinya punya beberapa istri, salah satunya ada orang Indonesia . Dia berkata, maaf mungkin agak kurang sopan, kata dia, "Wanita Mesir dan Indonesia beda rasanya!". Dia juga bilang beberapa diantara istrinya sudah ia cerai, termasuk yang wanita Indonesia, dan ia meminta teman saya untuk mencarikan lagi wanita Indonesia lain, namun teman saya menolak karena umur orang mesir itu sudah terlalu tua, dan terlihat jelas itikad (niat) dia berpoligami seperti untuk bersenang-senang saja.

Oleh orang-orang seperti ini lah sebenarnya poligami tercoreng.

D. Prestise (Gengsi)

Allah selalu dan senantiasa tahu niat hamba-hambanya. Niat berpoligami untuk meningkatkan popularitas amat lah tidak etis, dan boleh jadi itu terjadi, siapa pelakunya? Wallahu'alam.

E. Ingin Menyakiti Wanita

Ini hanya ada dalam dongeng Syahrazad dan Syahrayar dalam kisah 1001 malam, tapi hal ini tidak menutup kemungkinan terjadi dalam kenyataan. Dikisahkan bahwa Syahrayar adalah raja yang anti wanita, lantaran ia pernah trauma karena kelakuan istrinya yang berselingkuh di depan matanya. Akhirnya dia ingin menikahi semua perempaun yang ada (walapun satu-satu, tidak sekaligus), setelah berlalu satu malam, ia membunuh wanita tersebut, terus seperti itu, hingga akhirnya ia dipertemukan dengan wanita cerdas yang berhasil menyadarkan kekhilafan dan kebodohannya.

2. Etika Poligami

Dalam masalah ini saya tidak bersandar kepada buku apa pun dan dalil Quran dan Sunnah manapun, jika terdapat kekeliruan mohon dikoreksi.

Hal yang terpenting dari etika poligami adalah keridhaan dan kerelaan istri pertama. Adalah hal yang tidak dapat dipungkiri bahwa masa-masa sulit telah dilewati dengan didampingi istri pertama, sedih, tangis dan doa sang istri sudah mendampingi langkah suaminya dalam menapaki jalan menuju kesuksesan.

Pertanyaannya, apakah beretika jika tiba-tiba sang suami menikah lagi tanpa sepengetahuan istri??? Bagaimana jika doa sang istri tiba-tiba berbalik menjadi doa-doa yang menjatuhkan? Sedangkan kita tahu kalau doa orang yang terzalimi itu terkabul. Inilah rahasia dibalik jatuhnya orang-orang yang telah menggapai kesuksesan. "Menyakiti Istri"!!

3. Poligami dan Cinta

"Dan kamu tidak dapat berlaku adil diantara isteri-isteri (mu) walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu janganlah kamu terlalu condong (kepada yang kamu cintai), sehingga kamu biarkan (istri) yang lain terkatung-katung." (An-Nisa: 129)

Adil, itulah kunci atau syarat berpoligami. Adil yang dimaksud dalam ayat di atas menurut para ulama adalah adil dalam hal non materi seperti cinta, sayang, perhatian dan lain-lain, bukan dalam hal materi seperti uang, mobil, rumah dan lain-lain yang berbentuk fisik. Artinya, suami harus dan pasti bisa adil dalam hal materi, namun tidak akan pernah bisa adil dalam memberikan hal yang terkait dengan non materi (cinta, sayang perhatian dll).

Seseorang tidak mungkin adil dalam masalah cinta, satu diantara dua wanita yang dinikahinya pasti lebih ia cintai ketimbang yang lain, dan hal itu sudah disinyalir dalam surat An-Nisa ayat 129. Allah kemudian memberi arahan(solusi) kepada hambanya yang berpoligami untuk berusaha semaksimal mungkin agar tidak terlalu condong kepada salah satu dari keduanya.

Usaha untuk tidak terlalu condong dinilai berhasil manakala istri pertama tidak merasa ditinggalkan karena suami senantiasa menengoknya dan berinteraksi dengannya. Begitu pula istri yang kedua merasakan hal yang sama.

Condong kepada salah satu dari beberapa istri dapat menyebabkan yang lainnya terkatung-katung (tidak jelas statusnya), dikatakan punya suami tidak bisa, karena suaminya tidak pernah datang menjenguk, dikatakan tidak punya suami pun tidak bisa karena kadang-kadang setahun sekali atau dua kali suaminya menjenguk. Inilah hal yang tidak diinginkan dari poligami. Wallohu'alam


KETIGA
"Apakah wanita terbaik itu adalah wanita yang ikhlas atau rela di poligami???"

Untuk saat ini, dan mungkin untuk selamanya, saya yakin poligami masih menjadi hal terberat yang dihadapi wanita. Bila dikatakan "Mau dimadu atau diracun??" banyak yang menjawab, "Lebih baik di racun!".

Entah benar atau tidak dugaan saya, dari nada bertanya Anda kepada diri sendiri terlihat agak berat, kata Anda "Apakah saya bisa rela seperti teh Ninih atau tidak?"

Teh Ninih memang sempat menjadi ikon wanita terbaik, infotainment ramai mengabarkan tentangnya. Saya mengakui bahwa tidak semua wanita bisa sepertinya, terlepas dari ikhlas atau tidaknya, karena Allah lah yang tahu hal itu.

Figur seperti teh Ninih layak dijadikan contoh, tapi Anda tidak akan bisa seperti teh Ninih jika figur ideal yang Anda contoh hanya teh Ninih saja, figur ideal itu harus lah yang terbaik dari yang terbaik, jika Anda tidak berhasil mencontoh Khadijah istri Rasul, mungkin Anda menjadi seperti teh Ninih, tapi jika Anda tidak berhasil mencontoh teh Ninih, seperti siapakah Anda nanti? Paham kan ?

Jika Anda bertekad untuk berlari dari masjid Al-Muawanah ke Husain selama 8 menit, boleh jadi Anda tidak berhasil mencapainya, tapi jika Anda menargetkan dengan 8 menit itu berlari dari Al-Muawanah ke Kotamadya, kira-kira Husain terlewati tidak?? Sangat mungkin terlewati. Begitulah gambaran ideal mesti yang terbaik dari yang terbaik.

Kembali kepada pembicaraan, tahukah Anda siapa wanita-wanita terbaik di dunia ini? Pertanyaannya siapakah wanita-wanita, berarti jawabannya adalah beberapa wanita tertentu. Saudah kah istri Rasul, Aisyah kah? Cleopatra, atau siapa???

Nabi saw bersabda: "Cukuplah (bagi kalian untuk tahu) bahwa wanita (terbaik) sealam semesta adalah Maryam binti Imran, Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad, dan Asiyah istri firaun". (HR. Bukhari 5/48)

Anda sudah baca sebelumnya kalau Saudah memberikan giliran malamnya kepada Aisyah, bukan sekedar rela dipoligami, tapi memberikan giliran malamnya kepada Aisyah!!! Bukankah ini sesuatu yang dahsyat??? Sesuatu yang sudah barang tentu tidak dapat dilakukan semua wanita? Tentunya tanpa mengurangi rasa kekaguman Rasulullah saw kepada Saudah, namanya tidak masuk dalam kategori wanita terbaik sealam semesta.

Wanita yang dengan rela dan ikhlas dipoligami belum tentu menjadi wanita terbaik dalam pandangan Allah, tolong diperhatikan, saya tidak mengatakan "Tidak baik!", tapi "Belum tentu", artinya apa? Artinya bisa baik dalam pandangan Allah, bisa sebaliknya, itu karena keikhlasan dan rela tempatnya di hati. Seorang wanita boleh jadi terlihat nampak ikhlas, tapi ternyata diam-diam suka menggunjing suaminya, mencela kelakuannya berpoligami, membuka aibnya dan lain-lain.

Lantas apa yang membuat wanita dinilai sebagai wanita terbaik??? Jawabannya adalah apa yang membuat Maryam, Khadijah, Fatimah dan Asiyah menjadi wanita terbaik, itu pula yang akan membuat wanita muslimah zaman sekarang menjadi wanita terbaik dalam pandangan Allah.

Sekarang, apa kira-kira yang membuat mereka istimewa sehingga layak menjadi wanita terbaik sejagad raya? Kita mulai dari Khadijah dan Fatimah dulu. Dua wanita ini adalah ibu dan anak, anda sudah tahu seperti apa kesalihan Khadijah, jadi tak perlu dibahas lagi, yang ingin saya ungkap disini adalah, Khadijah, selain istri salehah, juga ibu yang berhasil mendidik anak-anaknya, salah satunya Fatimah. Sudah barang tentu Kesalihan Fatimah sudah tak diragukan lagi, ini menunjukan bahwa didikan Khadijah terhadap Fatimah adalah didikan terbaik. Dikemudian hari fatimah menikah dengan Ali, selain menjadi istri salehah, ternyata fatimah pun mengikuti jejak ibunya, Hasan dan Husain berhasil beliau didik dengan baik.

Setidaknya ada dua hal dari sekian banyak hal yang membuat Khadijah dan Fatimah disebut sebagai wanita sejagad, dua hal tersebut adalah:
1. Keduanya adalah istri salihah dengan segala makna yang terkandung di dalamnya (membantu dakwah suami, menghiburnya tatkala sedih, komitmen terhadap islam, dll).
2. keduanya adalah ibu yang berhasil mendidik anak-anaknya, mengajarkan mereka akhlak, budi pekerti dan lain-lain.

Anda masih bisa terus mencari hal apa lagi kira-kira yang membuat mereka berdua disebut sebagai wanita terbaik.

Wanita lainnya adalah Maryam, namanya diabadikan di dalam Al-Quran. Banyak sekali ayat yang berbicara tentangnya, salah satunya di surat Ali-Imran ayat 42 yang artinya "Dan (ingatlah) ketika para Malaikat berkata 'Wahai Maryam! Sesungguhnya Allah telah memilihmu, menyucikanmu, dan melebihkanmu diatas segala perempuan di seluruh alam".

Di surat At-Tahrim ayat 12 Allah berfirman "Dan Maryam putri Imran yang memelihara kehormatannya…"

Hal yang sangat jelas nampak dari diri Maryam adalah bahwa dia wanita yang Iffah (menjaga kesucian dan kehormatan dirinya). Kita tahu bahwa Maryam belum pernah disentuh lelaki manapun, selain itu Maryam juga adalah wanita yang cerdas, semenjak kecil dia sudah hafal banyak isi kitab taurat.

Wanita terakhir adalah Asiyah istri Firaun, wanita Mu'minah yang menyelamatkan Musa dari kilatan pedang yang siap memenggal lehernya.

Allah berfirman di dalam surat At-Tahrim ayat 11:
"Dan Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, istri firaun, ketika dia berkata 'Ya Tuhanku, bangunkan lah untukku sebuah rumah disisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari firaun dan perbuatannya, dan selamatkan lah aku dari kaum yang zalim".

Bayangkan, Asiyah, istri seorang yang durhaka (firaun) mampu berlepas diri dari suaminya tatkala suaminya bertindak sewenang-wenang dan melampaui batas. Beberapa hal yang dapat diambil dari pribadinya:
1. seorang istri wajib taat kepada suaminya selagi apa yang disampaikan suaminya tidak bertentangan dengan perintah Allah. Jika bertentangan, maka tidak ada dosa bagi istri untuk menolaknya (tentunya dengan cara yang baik). Statusnya sebagai seorang istri pembesar Mesir pada saat itu tidak membuatnya buta akan kebenaran, tidak membuatnya ikut begitu saja apa yang dilakukan suaminya. Tuhannya tetap lebih utama ketimbang suaminya.
2. istri firaun jelas-jelas tidak sejalan atau menolak apa yang dilakukan suaminya, tapi pada saat yang sama ia tidak mengekspose atau membuka aib suaminya di depan orang, jika ia mengeluh, maka tempat mengeluh pertama kalinya adalah Allah, bukan kepada tetangga, apalagi sampai membeberkan aibnya ke semua orang (walaupun aib firaun pantas untuk dibeberkan), tapi Asiyah tidak melakukannya. Keluhan pertama kalinya ditujukan kepada Allah swt.
3. Istri firaun adalah penyayang, dengan izin Allah, Musa selamat karena kasih sayangnya.

Bila kita kumpulkan semua hal yang membuat 4 wanita itu menjadi wanita terbaik, maka wanita terbaik itu (insya Allah) adalah:
1. Wanita muslimah yang salehah dengan segala makna yang terkandung di dalam kata "Salehah" tersebut.
2. Seorang ibu/istri yang perhatian terhadap pendidikan Akhlak anak-anaknya, medidiknya dengan sebaik-baik didikan, sehingga menjadi manusia berguna dikemudian hari.
3. Wanita/seorang istri yang iffah (menjaga kehormatan dirinya), baik setelah menikah, maupun sebelum menikah, jika telah menikah, ia menjaga dirinya ketika suami tidak ada.
4. Wanita yang taat kepada suami selama apa yang disampaikannya sesuai dengan perintah Allah.
5. Wanita yang tempat keluhan pertama kalinya adalah Allah sebelum manusia.
6. Wanita penyayang dan penuh kasih, benci terhadap kekerasan, terutama kekerasan terhadap anak-anak.

Saya berharap, setidaknya 6 point ini ada dalam diri Anda, saran saya kepada Anda, perbanyak istighfar, karena dengannya insya Allah keberkahan akan turun. Mohonlah kepada Allah agar Anda menjadi wanita yang penuh berkah, seperti 4 wanita yang Rasul katakan dalam sabdanya.

Saat ini boleh jadi Anda merasa jauh dari tokoh panutan Anda, saya pun demikian, saya masih jauh dari sosok ideal yang saya idolakan, bila saya adalah ibu jari, maka mereka adalah kelingking, jaraknya tidak berdekatan, orang lain mungkin sudah dekat dengan sosok yang mereka idolakan, jaraknya sudah seperti ibu jari dan telunjuk. Mudah-mudahan usaha kita bisa tercapai.

Perbaikan sedikit demi sedikit, terus menerus dan berkesinambungan insya Alloh membuat yang jauh menjadi lebih dekat. Allah mencatat usaha-usaha kita, tidak ada yang sia-sia.

Cairo, 13 Ramadhan 1431 H
Cairo, 23 Agustus 2010


Comments
0 Comments

0 comments:

Post a Comment