Suatu Saat Dalam Sejarah Kehidupanku

Suatu saat dalam sejarah kehidupanku, akan tiba masanya, saat aku tak lagi merengek ketika menginginkan sesuatu, saat aku tak lagi merangkak. Dan itu sudah benar-benar terjadi, bahkan kini aku sudah bisa makan sendiri, sudah bisa mulai mengucapkan kata mama dan papa dengan benar.Suatu saat dalam sejarah kehidupanku, akan tiba masanya, saat aku mulai mengenakan seragam merah putih, saat aku mulai berbaur dengan dunia luar, saat aku mulai belajar berapa satu ditambah satu, saat aku mulai mengeja kata dan kalimat, saat aku dihukum lantaran pekerjaan rumah yang tak ku perhatikan. Dan itu sudah benar-benar terjadi, bahkan kini aku mencapai puncak tingkatku menjadi seorang siswa merah putih, kelas enam.Suatu saat dalam sejarah kehidupanku, akan tiba masanya, saat aku mulai mengenakan seragam putih biru, agak asing dan lucu memang, karena sebelumnya merah dan putih. Aku mulai mengenal siapa dan apa itu lawan jenis, sedikit ketertarikan mulai muncul, tapi aku masih malu-malu, kata ibu hal seperti itu belum waktunya, masa depanku masih jauh kedepan, belajar, belajar dan belajar ada lah tujuan sekaligus kepentinganku, demikian kerap kali ibu mengingatkanku sehingga kembali ku menarik diri tatkala yang lain mulai sekedar iseng coba-coba atau serius menjalin hubungan yang mereka sebut cinta. Dan itu sudah benar-benar terjadi, bahkan kini aku sudah dipenghujung tahun, merayakan perpisahan SMP tercintaku di gedung yang tak seberapa jauh dari rumah.

Suatu saat dalam sejarah kehidupanku, akan tiba masanya, saat tubuhku mulai meninggi, suaraku pecah membesar, dan seragamku berubah menjadi putih abu. Aku benar-benar mengenal apa dan siapa itu lawan jenis, aku mulai tertarik, aku ingin mencoba. Setahun lewat sudah, tak ada yang menatapku, bahkan melirik pun tidak. Apa yang salah? Mungkin gaya ku kurang keren, baju seragam dimasukan kedalam saat yang lain dikeluarkan, rambutku kelimis belah pinggir, saat yang lain rancung-rancung pakai minyak rambut seperti Son-goku di film Dragon Ball, saat yang lain bawa motor dan genggam HP Nokia terbaru, ada kamera, bluetooth, games, polyphonic, video, internet, dan yang lebih penting adalah ada pulsanya^_~, tidak seperti HP ku, selain tak ada pulsanya, suara deringnya melengking buat sakit telinga Pak Anwar guru Matematika ku, akhirnya aku dikeluarkan dari kelasT_T. Dan itu sudah benar-benar terjadi bahkan sekarang aku sudah siap-siap ikut ujian Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB).

Suatu saat dalam sejarah kehidupanku, akan tiba masanya, saat aku duduk di bangku kuliah, mendengar paparan dosen tentang psikologi perkembangan anak, atau manajemen pendidikan negara maju, saat aku bolak-balik mengendarai motorku, saat orang mulai menghargai pemikiran-pemikiranku, saat aku membuat skripsi yang mengguncang dunia dengan hasil akhir cumlaude. Dan tahukah??? Sejarah ini tak pernah ada karena tidak terjadi! Manusia hanya bisa merencanakan, Alloh lah yang memutuskan, usaha-usaha kita pun merupakan bagian dari takdirNya. Universitas yang pernah kuimpikan hanya pernah ku kunjungi tanpa pernah ku sentuh kursi-kursi dan papan tulisnya.

Aku terdampar di kampus entah berantah…..

Suatu saat dalam sejarah hidupku, akan tiba masanya suatu yang tidak diduga menghampiri. Mungkin aku tidak berhasil menggapai apa yang kuimpikan, apakah itu berarti gagal? Aku tak tahu, tapi “Apakah pantas itu membuatmu pesimis?” tanya ibu. Aku kembali bangkit sambil terseok-seok. Aku serius belajar, dan kesempatan itu pun muncul, aku bisa hidup mandiri, aku bisa jauh dari ibu, itu lah yang kuinginkan, 12 tahun sudah aku bersama ibu, menjadi anak mama, sayangnya orang tidak tahu, sayangnya orang menganggapku dewasa, sayangnya orang menganggapku militan, sayangnya orang menganggapku hebat, TIDAK! Justru ini adalah awal mula ku belajar. Kutemukan tempat mandiri itu di “Ibu Kota”(Kairo: Ibu kota mesir), dengan maksud menuntut ilmu, berangkatlah aku kesana. Itu semua sudah benar-benar tejadi, tinta yang tergores di kertas sejarah hidupku baru saja kering.

Suatu saat dalam sejarah hidupku, akan tiba masanya, saat aku tak lagi sendiri, saat lawan jenis yang mulai dari SMA ku tahu apa maknanya, bisa menjadi teman perjalananku. Permasalahan siapa lawan jenisnya? Dimana rumahnya? berapa umurnya? Lebih muda lima tahun atau lebih tua lima tahun? itu rahasia hatiku dan hanya Alloh yang tahu. Ini bagian kisah yang belum jadi sejarah hidupku, dan mungkin telah menjadi sejarah mereka yang telah mencapai usia “BALITA” (Bawah Lima puluh Tahun^_~).

Suatu saat dalam sejarah hidupku, akan tiba masanya, saat pesona keremajaanku mulai luntur, gagah dan ganteng yang dulu didamba bak debu yang ditiup angin senja. Tak tersisa sesuatu yang bisa dibanggakan selain kemurahan hati, perangai dan tindak tanduk terpuji. Cermin pun kini memicingkan mata, melihat rupaku, seperti kulit sapi yang tinggal dijemur kemudian digoreng hingga jadi keripik. Bukan hanya diriku, kawan-kawan yang dulu sebaya denganku, kini pun mereka sebaya denganku, sama-sama tua, hanya saja nasib kami berbeda. Seorang kakek tua, ditemukan tengah terbujur kaku di sebuah rumah kosong, setelah diotopsi ternyata sang kakek mengidap AIDS. Kasihan kawanku, tak beranak apalagi bercucu, mati mengenaskan sebagai pengangkut sampah rumah dan mengidap AIDS. Tak ada keluarga dan sanak saudara yang menjenguk. Aku berharap, jika umurku dipanjangkan – na’udzubillah – aku tidak berperan sebagai kakek-kakek yang mati mengenaskan tersebut.

Semua ini adalah sejarah hidup kawan, sebagian besar sedang dan telah kita lalui, sisanya adalah tanda tanya (??????) 100 tahun kedepan, adik yang kita nasehati hari ini, 100 tahun kedepan, ibu yang kita sering kita bangkangi nasehatnya, 100 tahun kedepan, kakak yang kita tak mau kalah dengannya, 100 tahun kedepan, istri atau seseorang yang ingin agar suatu saat menjadi istri kita, 100 tahun kedepan, ayah…., 100 kedepan, sepupu…., dimana mereka semua???? Diri kita sendiri? Dimana? Sebagian berakhir sampai jadi kakek berjanggut lebat, sebagiannya, berakhir lima menit setelah puas bermain semalam suntuk di Dugem dengan para PSK-PSK kelas unggulan.


Kawan, berapapun panjangnya umur dikau, jika akhirnya adalah kematian, tiada beda! Kualitas jenak-jenak kehidupan dikau lah nantinya yang membedakan antara dirimu, diriku, dan juga mereka!!!!

“Kalau Anda senang dan terhibur, doakan saya selalu^_~”

Comments
0 Comments

0 comments:

Post a Comment