Nasrani bukan Nazorean (Sabi’in)

Tema: Nasrani bukan Nazorean (Sabi’in), juga bukan Nazorea Mandaean dan bukan pula Nazorea gnostik. Nasrani adalah para pengikut Isa Al-Masih dari Mahzab Theologi Timur.
Tanya.

Nazorea (nama salah satu Sekte gnostik Mandaean)

Sekte gnostik Mandaean lainnya menyebut diri mereka dengan sebutan ‘Nazorea’ atau ‘Natsorayya’ (berasal dari kata ‘na-zar’) atau bahasa Siria ‘natsar’ (dalam logat Siria istilah Aram ‘z’ ditulis ‘ts). Nazar/natsar berarti ‘menjaga’ yaitu menjaga tradisi dan mencerminkan usaha untuk mempertahankan tradisi Yahudi & Taurat dengan ketat. Tetapi, sekte ini sekaligus bersifat sinkretis dengan faham gnostik.

Sekte Nasrani bukan Kristen (pengikut Kristus) :

‘Sekte Nasrani’ sudah ada sebelum kelahiran Yesus dan adanya kaitan nama Yesus dengan kota asalnya Nazaret bukan berarti Kekristenan asalnya itu “Nasrani”. Sekte Nasrani adalah sekte Yahudi pra-Kristen.

Pada awal perkembangan kekristenan di kalangan Yahudi, masih banyak yang memelihara torat seperti yang dijumpai dalam persidangan di Yerusalem (Kisah15) dan murid-murid Yakobus (Kisah 21:20), tetapi kita mengetahui bahwa kemudian mereka mengikuti ajaran Kristus melalui pengajaran Petrus dan Paulus untuk mengikuti jalan pertobatan iman kepada Tuhan Yesus Kristus dan pertolongan Roh Kudus.

Jadi dapat dimaklumi kalau para orang Kristen yang masih dalam proses transisi ‘Taurat menuju Injil’ itu kemudian disamakan oleh para pemimpin Yahudi dan dianggap ‘sekte Nasrani’ juga (Kisah 24:5).

Tetapi dengan berkembangnya waktu dan ajaran para rasul maka makin jelas beda antara mereka yang mengikuti ‘sekte Nasrani’ dengan yang mengikuti ajaran Yesus yang kemudian disebut sebagai “Kristen” (Kisah 11:26;26:28; 1 Petrus 4:16)

Maka penyebutan yang umum kita dengar ‘Nasrani’ bagi kaum Kristiani sebenarnya ‘kurang tepat’.

Jawab:

Penyebutan ‘Nasrani’ bagi Kristen/ Kristiani memang kurang tepat, tapi penyebabnya bukan seperti yang anda katakan, sebab Nasrani itu bukan mahzab Nazorea (gnostik Mandaean). Nazorean itu sabi’in.

Al Qur’an menyebut “Mandaean” dengan istilah “Sabi’in” atau “Sabiun”. Kata tersebut disebutkan sebanyak tiga kali, masing-masing pada surah Al Baqarah 62, Al Maaidah 69, dan Al Hajj 17. “Sabi’in” adalah pengikut Nabi Yahya Pembabtis dan menjalankan syari’at Nabi Yahya. Kata “sabi’in” berarti “babtis”.

Aspek-aspek dari kepercayaan Mandaean atau Sabi’in adalah

  1. Monotheis
  2. Baptis
  3. Sembahyang
  4. Puasa
  5. Memberi Sedekah
Bandingkan dengan ajaran Nabi Yahya Pembabtis dalam kitab Injil. Mandaean atau Sabi’in bukan Gnostik, karena Gnostik berasal dari filsafat Yunani. Mandaean Gnostik adalah sinkretisme antara Mandaean dan Gnostisisme. Dalam pandangan Sabi’in, Isa Al Masih adalah orang yang membelokkan ajaran Nabi Yohanes. Mereka menyebut Isa sebagai Al Masih palsu. Salah seorang sabi’in yang percaya kepada Isa Al Masih dan menjadi murid dan sahabat Isa Al Masih adalah Andreas (Injil, Yohanes 1:40). Dari sudut pandang Injil, justru langkah Andreas itu yang benar, karena mengikuti petunjuk Nabi Yahya Pembabtis untuk mengikuti Isa Al Masih. Ayat lain yang menyebutkan bahwa tidak semua pengikut Nabi Yahya Pembabtis ikut Isa Al Masih adalah Injil Matius 9:14, Matius 14:12, Lukas 5:33, dll.

Para pengikut Mandaean, baik yang Mandaean non-sinkretis (sabi’in) maupun Mandaean gnostik (sabi’in gnostik), disebut Nazorean. Meskipun Isa Al Masih dibabtis oleh Nabi Yahya Pembabtis (Injil, Matius 3:13-17), namun Isa Al Masih tidak termasuk murid Yohanes. Artinya, kata ναζωραιος ‘nazōraios’ yang ditujukan bagi Isa Al Masih tidak berarti Isa adalah sabi’in, melainkan berarti Isa adalah seorang Nasaret atau seorang Nashara. Seperti yang telah kita bahas dalam posting “Nasrani dari ‘Nashara’ (Nazaret) + ‘-ni’, bukan dari Nazorea (Sabi’in)“, “Isa seorang Nashara” tak berarti Isa beragama Nashara (karena Nashara bukan nama agama), melainkan berarti Isa adalah orang Nasaret.
Sekitar 600 tahun setelah jaman Isa Al-Masih, Nasrani disebutkan secara terpisah dari Sabi’in dalam Al Qur’an yang berasal dari masa itu. Nasrani (bentuk jamak dari kata “Nashara”) merujuk kepada orang-orang pengikut Isa Al Masih Sang Nashara (Sang Orang Nasaret), yaitu yang berasal dari mazhab Theologi Timur. Adapun Sabi’in tak dikisahkan mengikuti Isa Al Masih. Karena itu, kata “Nasrani” tidak merujuk kepada golongan Nazorean Sabiin (Mandaean).

Para penganut mahzab Nazorea (Nazorean alias sabiin)
Para penganut mahzab Nazorea (Nazorean alias sabiin)


Nazorea (berasal dari kata נָדַר ‘nāḏar’) bermakna Nazar, sedangkan Nashara bermakna:
  1. Nasaret (kota tempat Isa Al Masih dibesarkan). Nasaret dari kata נֵצֶר ‘nēṣer’ “cabng, tunas muda, taruk”
  2. Si Orang Nasaret (yaitu Isa Al Masih itu sendiri)
  3. Para pengikut Si Orang Nasaret (yaitu khususnya yang bermazhab theologi Timur)
Anggapan keliru Nasrani berasal dari Nazorean ini bukan hanya mengakibatkan tuduhan nasrani dari Nazorean, bahkan juga dapat mengakibatkan tuduhan bahwa Isa Al-Masih berasal dari Nazorean, dengan kata lain, guru bid’ah.

Pertanyaan yang diajukan saudara penanya mengandung asumsi keliru, yaitu: bahwa Nasrani (Nashara) sama dengan Sabi’in (Nazorea). Dengan mencermati kekeliruan asumsi itu, kita dapat mengetahui bahwa apa yang dijabarkan dalam aline 3-8 adalah keliru pula oleh sebab didasarkan pada asumsi yang keliru. Perlu kami tekankan, arti kata “Kristen” yang dimakna pengikut Kristus oleh saudara penanya adalah arti pada jaman modern ini. Sedangkan arti sebenarnya kata “Kristen” yang berasal dari jaman kuno adalah “Seperti Kristus”. Kata ini semula adalah kata ejekan dari bangsa-bangsa kafir Roma purba pemuja berhala terhadap umat Al Masih dari Antiokhia ke arah Barat hingga Eropa.

Simpulan

  1. Nasrani bukan Nazorean (Sabi’in), juga bukan Nazorea Mandaean dan bukan pula Nazorea gnostik.
  2. Nasrani berasal dari kata “Nashara (Nazaret)” + “-ni”
  3. Nasrani adalah penganut mahzab Theologi Timur, sedangkan Kristen adalah penganut mahzab Theologi Barat. Inilah pembeda antara Nasrani dan Kristen. Keduanya sama-sama pengikut Isa Al-Masih, hanya beda mahzab theologis yang mereka anut.
  4. Nasrani itu ναζωραιος ‘Nazoraios’ (tunggal) atau ναζωραιοι ‘Nazoraios’ (jamak), bukan Nazorean.

Comments
2 Comments

2 comments: