Merenungi Kembali Makna Fitrah

Seperti mobil rental, jika pada mulanya mulus, kemudian
dikembalikan dalam kondisi penyok, maka mobil itu
berubah dari kondisi aslinya, seperti itu pula manusia
Jika lahir dalam keadaan fitrah, seharusnya kembali
dalam keadaan demikian, agar Sang Pemiliknya tak murka
Merujuk ke kamus bahasa Arab, Fitrah berarti "Kondisi semula semua makhluk hidup". Tugas Para Nabi dan Rasul adalah mengembalikan manusia kepada fitrah, artinya mengembalikan manusia pada kondisi semula manusia, dalam hal ini terkait sesembahan mereka setelah setan membuat manusia pada zaman Nuh melenceng menyembah yang seharusnya tidak disembah.

Seiring perkembangan zaman, makna fitrah ini menemukan kasus yang berbeda. Seperti pada zaman Nabi Syua'ib. Permasalahan yang beliau temukan di kaumnya lebih ke permasalahan ekonomi. Sbagian besar kaum Syuaib melakukan tindakan curang dalam hal takaran, dan ini berarti mereka telah melenceng dari fitrah, karena "SEHARUSNYA", takaran itu tidak ditambah atau dikurangi, tapi dibiarkan apa adanya.

Setiap cuplikan Kisah para Nabi di dalam Al-Quran menjelaskan hal ini, bahwa mereka semua sebenarnya mengusahakan hal yang sama, yaitu mengembalikan manusia pada fitrahnya.

Pada zaman Nabi Muhammad. Beliau pernah bersabda:

"Tidaklah seseorang lain lahir ke muka bumi kecuali dalam keadaan fitrah, maka ibu bapaknya lah yang kemudian menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi" (Al Hadits)

Tidak kah kita melihat bahwa dalam hadits tersebut fitrah maknanya ISLAM? kenapa? karena Islam tidak disebut!

Jadi, kerja para Nabi dan Rasul adalah mengembalikan manusia pada fitrahhnya, pun begitu pula tugas umat islam, mereka semua dituntut untuk berdakwah, menyeru manusia pada kebaikan, mengajak manusia kembali pada fitrahnya. Salah satu fitrah manusia adalah menyukai lawan jenisnya, jadi jika ada lelaki menyukai sesama jenisnya, artinya mereka menyimpang dari fitrah dan perlu diperbaiki, ini hanyalah salah satu contoh.

Fitrah adalah "BAGAIMANA SEHARUSNYA SESUATU ITU". Contoh lainnya, saya yakin semua manusia menyukai kebersihan dan keindahan, artinya "BUANG SAMPAH SEMBARANGAN" sebenarnya sesuatu yang bertentangan dengan fitrah manusia. Tak ada seorang pun manusia yang merasa nyaman melihat sampah, apalagi sampai menggunung, kecuali jika fitrahnya bermasalah.

Contoh terakhir. Laki-laki pasti menyukai wanita, itu fitrah, namun berhubungan intim jelas tidak sesuati fitrah, kenapa? karena sejatinya Allah sudah memberi jalan halal, yaitu menikah, adapun zina adalah jalan yang haram. Menikah adalah YANG SEHARUSNYA, sedangkan zina adalah YANG TIDAK SEHARUSNYA. Yang pertama berarti fitrah, adapun yang kedua berarti melenceng dari fitrah.

Inilah tugas semua umat islam... mengembalikan MANUSIA pada FITRAHNYA. Wallahu'alam

Comments
0 Comments

0 comments:

Post a Comment