Nilai Akademismu = Kesuksesanmu?
Ada orang bilang bahwa nilai akademis bukan jaminan kesuksesan. Tergantung apa yang dimaksud dengan "sukses" itu sendiri. Jika yang dimaksud dengan sukses adalah seperti Bill Gates, jelas Bill Gates di DO. Jika yang dimaksud dengan sukses adalah seperti Thomas Alfa Edison, jelas dia dikeluarkan dari SD nya dan dicap sebagai anak bodoh.
Jika seperti itu contoh gambaran KESUKSESAN, jelas sukses berarti tidak terkait akademik, tidak ada hubungannya dengan nilai akademis di kampus atau sekolah. Lalu berhubungan dengan apa?
Bill Gates memang di DO, Thomas A. Edison memang dikeluarkan dari sekolah, mereka berdua meninggalkan ruangan kelas dan bangunan sekolahnya, namun ada yang tidak pernah mereka tinggalkan sepanjang hidupnya. "BELAJAR". Itulah yang tak pernah mereka tinggalkan.
Jadi sukses ada kaitannya dengan "Proses belajar terus-menerus dan berkesinambungan", "Long life learner" (pembelajar seumur hidup).
Lalu apakah berarti nilai akademis tidak penting, sekolah/kuliah tidak penting? Owh tentu tidak, itu kesimpulan dangkal. Bukan itu yang saya maksud. Yang saya ingin katakan adalah "Selain Akademis, ada hal yang JAUH LEBIH PENTING, apa itu?", jawabannya "BELAJAR", dan belajar tidak mengenal sekat dinding sekolah atau kampus. Belajar adalah semua yang kita dapat dari kehidupan, kita melihat, kita merasa, kita mendengar, kita meraba, kita membaui; hasil dari itu semua adalah belajar.
Oleh karena itu, seorang remaja yang kurang beruntung akademisnya, apakah itu nilai akademisnya buruk atau bahkan dikeluarkan dari kampusnya, maka tidak seharusnya berkecil hati. Justeru sebenarnya ia telah meninggalkan sesuatu yang sempit menuju yang luas. Ruang belajar mereka bukan lagi di kelas, di kampus, atau di sekolah. BUMI tempat mereka memijakan kaki adalah kelas, BUMI adalah laboraturium terbesar yang dapat mereka gunakan untuk belajar dan menjadi sukses.
Dalam konteks lain, seorang siswa yang belum mendapat kesempatan masuk ke perguruan tinggi atau sekolah favorit, tidak perlu berkecil hati, karena justeru sebenarnya dia diberi kemudahan untuk bersaing, barangkali justeru di sekolah/universitas tersebut lah prestasi akademiknya melejit.
Inilah makna SUKSES yang sesungguhnya, maknanya lebih merujuk kepada "PROSES" ketimbang hasil. Setiap jenjang pendidikan yang kita lalui sesunggunya adalah "kesuksesan" bagi kita. Namun sayang, cara didik kebendaan nampaknya sudah memengaruhi pola pikir kita, sehingga acap kali sukses dikait-kaitkan dengan sesuatu yang sifatnya MATERI belaka; "Sukses adalah ketika nilaimu besar", "Sukses adalah ketika kamu cumlaude", "Sukses adalah ketika kamu punya isteri cantik atau suami kaya raya", "sukses adalah ketika kamu sekolah di perguruan tinggi favorit dan ternama".
Dari cara berfikir tersebut muncul kategori "manusia tidak/kurang beruntung". Realitanya memang ada banyak manusia yang tidak/kurang beruntung, namun lagi-lagi, tergantung bagaimana cara pandang kita; dalam hal apa "UNTUNG" yang dimaksud? Jika "UNTUNG" yang dimaksud adalah materi, jelas, ada banyak manusia yang hidup dalam kekurangan, tapi jika dimaksud dengan "UNTUNG" adalah sesuatu yang lain, tunggu dulu!
Ada banyak orang yang tidak punya UANG BANYAK, namun mereka dianugerahi akal yang brilian sehingga dapat mengumpulkan BANYAK UANG.
Ada banyak orang yang bisa beli MAKANAN ENAK, namun mereka punya penyakit menahun, sehingga tidak ENAK MAKAN.
Ada banyak orang yang punya tempat TIDUR ENAK, namun mereka setiap malam selalu berharap bisa ENAK TIDUR.
Pada akhirnya saya ingin mengatakan bahwa KESUKSESAN adalah KEBAHAGIAAN, dan BAHAGIA merujuk pada "KETENANGAN BATIN, TIDAK MERASA STRESS, dan TIDAK MERASA TERTEKAN". Jika semua yang kita dapat justeru membuat BATIN kita tidak tenang, membuat kita stress dan merasa tertekan, maka.. ITU BUKANLAH KEBAHAGIAAN, lebih jauh lagi, ITU BUKANLAH KESUKSESAN!
--- Ku persembahkan tulisan kecil ini untuk santri Husnul yang giat mengejar REMEDIAL, dan aku berharap itu bukan karena orientasi nilai belaka ---
Jika seperti itu contoh gambaran KESUKSESAN, jelas sukses berarti tidak terkait akademik, tidak ada hubungannya dengan nilai akademis di kampus atau sekolah. Lalu berhubungan dengan apa?
Bill Gates memang di DO, Thomas A. Edison memang dikeluarkan dari sekolah, mereka berdua meninggalkan ruangan kelas dan bangunan sekolahnya, namun ada yang tidak pernah mereka tinggalkan sepanjang hidupnya. "BELAJAR". Itulah yang tak pernah mereka tinggalkan.
Jadi sukses ada kaitannya dengan "Proses belajar terus-menerus dan berkesinambungan", "Long life learner" (pembelajar seumur hidup).
Lalu apakah berarti nilai akademis tidak penting, sekolah/kuliah tidak penting? Owh tentu tidak, itu kesimpulan dangkal. Bukan itu yang saya maksud. Yang saya ingin katakan adalah "Selain Akademis, ada hal yang JAUH LEBIH PENTING, apa itu?", jawabannya "BELAJAR", dan belajar tidak mengenal sekat dinding sekolah atau kampus. Belajar adalah semua yang kita dapat dari kehidupan, kita melihat, kita merasa, kita mendengar, kita meraba, kita membaui; hasil dari itu semua adalah belajar.
Oleh karena itu, seorang remaja yang kurang beruntung akademisnya, apakah itu nilai akademisnya buruk atau bahkan dikeluarkan dari kampusnya, maka tidak seharusnya berkecil hati. Justeru sebenarnya ia telah meninggalkan sesuatu yang sempit menuju yang luas. Ruang belajar mereka bukan lagi di kelas, di kampus, atau di sekolah. BUMI tempat mereka memijakan kaki adalah kelas, BUMI adalah laboraturium terbesar yang dapat mereka gunakan untuk belajar dan menjadi sukses.
Dalam konteks lain, seorang siswa yang belum mendapat kesempatan masuk ke perguruan tinggi atau sekolah favorit, tidak perlu berkecil hati, karena justeru sebenarnya dia diberi kemudahan untuk bersaing, barangkali justeru di sekolah/universitas tersebut lah prestasi akademiknya melejit.
Inilah makna SUKSES yang sesungguhnya, maknanya lebih merujuk kepada "PROSES" ketimbang hasil. Setiap jenjang pendidikan yang kita lalui sesunggunya adalah "kesuksesan" bagi kita. Namun sayang, cara didik kebendaan nampaknya sudah memengaruhi pola pikir kita, sehingga acap kali sukses dikait-kaitkan dengan sesuatu yang sifatnya MATERI belaka; "Sukses adalah ketika nilaimu besar", "Sukses adalah ketika kamu cumlaude", "Sukses adalah ketika kamu punya isteri cantik atau suami kaya raya", "sukses adalah ketika kamu sekolah di perguruan tinggi favorit dan ternama".
Dari cara berfikir tersebut muncul kategori "manusia tidak/kurang beruntung". Realitanya memang ada banyak manusia yang tidak/kurang beruntung, namun lagi-lagi, tergantung bagaimana cara pandang kita; dalam hal apa "UNTUNG" yang dimaksud? Jika "UNTUNG" yang dimaksud adalah materi, jelas, ada banyak manusia yang hidup dalam kekurangan, tapi jika dimaksud dengan "UNTUNG" adalah sesuatu yang lain, tunggu dulu!
Ada banyak orang yang tidak punya UANG BANYAK, namun mereka dianugerahi akal yang brilian sehingga dapat mengumpulkan BANYAK UANG.
Ada banyak orang yang bisa beli MAKANAN ENAK, namun mereka punya penyakit menahun, sehingga tidak ENAK MAKAN.
Ada banyak orang yang punya tempat TIDUR ENAK, namun mereka setiap malam selalu berharap bisa ENAK TIDUR.
Pada akhirnya saya ingin mengatakan bahwa KESUKSESAN adalah KEBAHAGIAAN, dan BAHAGIA merujuk pada "KETENANGAN BATIN, TIDAK MERASA STRESS, dan TIDAK MERASA TERTEKAN". Jika semua yang kita dapat justeru membuat BATIN kita tidak tenang, membuat kita stress dan merasa tertekan, maka.. ITU BUKANLAH KEBAHAGIAAN, lebih jauh lagi, ITU BUKANLAH KESUKSESAN!
--- Ku persembahkan tulisan kecil ini untuk santri Husnul yang giat mengejar REMEDIAL, dan aku berharap itu bukan karena orientasi nilai belaka ---